ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN METODE PKJI 2023
Studi Kasus: Simpang Puntodewo Malang
DOI:
https://doi.org/10.35814/q6292f93Keywords:
Simpang; PKJI 2023; Traffic; GeometrikAbstract
Perkembangan transportasi yang pesat di kawasan Polehan, Blimbing, Kota Malang, menyebabkan peningkatan volume kendaraan yang signifikan, terutama pada Simpang Empat Puntodewo. Faktor seperti pertumbuhan jumlah kendaraan dan pertumbuhan penduduk menyebabkan kemacetan, terutama pada jam sibuk sore hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja simpang dengan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023 guna mengevaluasi kondisi eksisting dan menentukan alternatif solusi yang optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data primer dan sekunder untuk menganalisis variabel-variabel seperti derajat kejenuhan (DJ), tundaan rata-rata, dan tingkat pelayanan melalui survei lapangan dan live traffic counting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting simpang berada pada tingkat pelayanan F, dengan tundaan rata-rata mencapai 177,4 detik/SMP. Pendekat selatan (Jalan Puntodewo) mengalami kondisi terburuk dengan DJ sebesar 1,76 dan tundaan ekstrem hingga 857,2 detik, yang menunjukkan bahwa jalan ini tidak mampu menampung volume kendaraan pada jam sibuk. Beberapa alternatif solusi diuji, termasuk pengurangan fase sinyal dari tiga menjadi dua fase, pelebaran jalan, serta kombinasi dari keduanya. Dari hasil analisis, alternatif terbaik adalah kombinasi dua fase sinyal dan pelebaran Jalan Ranugrati menjadi 3,5 meter, yang berhasil menurunkan tundaan rata-rata menjadi 27,6 detik/SMP dan meningkatkan tingkat pelayanan ke D. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi pengaturan sinyal dan perubahan geometrik jalan dapat meningkatkan efisiensi lalu lintas dan mengurangi kemacetan di Simpang Empat Puntodewo secara signifikan.