ANALISIS TARIF BISKITA TRANS PAKUAN KORIDOR 5 (TERMINAL CIPARIGI – STASIUN KA BOGOR) MENGGUNAKAN PENDEKATAN ABILITY TO PAY DAN WILLINGNESS TO PAY

Authors

  • Nurasyfa Ristanti Universitas Pancasila
  • Wita Meutia Universitas Pancasila
  • Prima Jiwa Osly Universitas Pancasila

DOI:

https://doi.org/10.35814/bb0hv246

Keywords:

Biskita Trans Pakuan; Ability To Pay; Willingness To Pay

Abstract

Pemerintah Kota Bogor dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) meluncurkan Biskita Trans Pakuan yang mengadopsi konsep Buy The Service (BTS). Pada awal peluncurannya pada November 2021, Biskita Trans Pakuan beroperasi dengan tarif Rp 0,00, menyebabkan peningkatan jumlah penumpang yang signifikan dengan jumlah load factor mencapai 66%. Namun, sejak adanya penerapan tarif senilai Rp 4.000,00 pada Mei 2023, yang dianggap mahal oleh masyarakat menyebabkan nilai load factor Biskita Trans Pakuan Koridor 5 mengalami penurunan sampai 50%. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tarif Biskita Trans Pakuan Koridor 5 dengan pendekatan Ability To Pay dan Willingness To Pay. Nilai Ability To Pay merupakan kemampuan membayar pengguna untuk membayar jasa transportasi. Willingness To Pay merupakan kesediaan pengguna untuk membayar jasa transportasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sumber data didapatkan langsung dari pengguna jasa transportasi Biskita Trans Pakuan Koridor 5 dengan menggunakan kuesioner yang disebar secara online dan offline. Data untuk menentukan Ability To Pay didapat melalui pertanyaan mengenai karakteristik penumpang, karakteristik perjalanan, dan frekuensi perjalanan, sedangkan data Willingness To Pay didapat dari pertanyaan terbuka mengenai pendapat pengguna mengenai tarif yang ingin dibayarkan. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai Ability To Pay lebih rendah dari nilai Willingness To Pay pada semua kategori yang berarti bahwa kemampuan membayar tarif pengguna lebih rendah dari kesediaan membayar tarif.

Published

2025-05-31