Implementasi Industri 4.0 dan Aplikasi Lamikro Untuk Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah
Abstract views: 834 | PDF downloads: 964
Abstract
Abstrak
Revolusi industri bukan hanya dari sisi teknologi mesin tetapi juga berkembang ke teknologi informasi, seperti internet dan aplikasi. Usaha mikro berkembang pesat seiring perkembangan teknologi. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) melansir sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (EMKM) sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku EMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta. Mendukung perkembangan tersbut Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan Standar Akuntansi Entitas Menengah Kecil tahun 2016 dan efektif berlaku Januari 2018. Kemenkop UKM menindaklanjuti pemberlakuan standar tersebut dengan menerbitkan aplikasi penyusunan laporan keuangan mikro dengan nama Lamikro (Laporan Keuangan Mikro) pada Oktober 2017. Sampai dengan September 2018 Lamikro telah diunduh lebih dari 5000 pengunduh. Kemudahan, kesederhaan dan fleksibilitas aplikasi tersebut menarik pelaku usaha untuk memanfaatkannya. Implementasi Lamikro pada capaian angka tersebut belum dikatakan berhasil jika dibandingkan dengan 3,79 juta pelaku usaha yang menggunakan platform online apalagi jika dbandingkan dengan 59 juta pelaku usaha mikro di Indonesia. Artikel esai ini bertujuan untuk menggali potensi penggunakan Lamikro dan menawarkan alternatif-alternatif solusi agar implementasi Lamikro berjalan dengan efektif.
Abstract
The industrial revolution was not only in terms of machine technology but also developed into information technology, such as the internet and applications. Micro businesses are growing rapidly along with technological developments. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) launched a total of 3.79 million micro, small and medium enterprises (MSMEs) that have used online platforms to market their products. This number is around 8 percent of the total MSME players in Indonesia, which is 59.2 million. Supporting the development of the Indonesian Institute of Accountants issued the Accounting Standards for Small Medium Enterprises in 2016 and effective January 2018. The UKM Ministry of Cooperatives followed up on the implementation of the standard by issuing applications for the preparation of microfinance reports under the Lamikro (Microfinance Report) in October 2017. September 2018 Lamikro has been downloaded more than 5000 downloaders. Convenience, simplicity and flexibility of the application attracts business people to use it. Lamikro's implementation on the achievement of these figures has not been said to be successful when compared to the 3.79 million business people who use online platforms especially if compared to 59 million micro-entrepreneurs in Indonesia. This essay aims to explore the potential of using Lamikro and offer alternative solutions so that the implementation of Lamikro effectively.
Copyright (c) 2020 Nurmala Ahmar, Diah Ekaningtyas, Nanang Shonhadji
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.