PSIKOEDUKASI BAHAYA GANGGUAN PSIKOLOGIS NON-SUICIDAL SELF INJURY (PENINGKATAN KESADARAN MENGENAI PERILAKU MENYAKITI DIRI SENDIRI)
Abstract views: 2386 | PDF downloads: 2486
Abstract
ABSTRAK
Fenomena kasus self harm semakin meningkat setiap tahunnya, terutama pada kelompok remaja dan dewasa awal. Kurangnya informasi yang akurat mengenai self harm membuat banyak individu tidak menyadari bahwa perilaku self harm bisa mengarah kepada gangguan psikologis Non-Suicidal Self Injury (NSSI) yang dapat mengganggu fungsi sosial seseorang dan akhirnya memperburuk kualitas hidupnya. Pandangan yang tidak tepat dari lingkungan sekitar juga bisa membuat individu kehilangan kesempatan memperoleh dukungan untuk sembuh dan bahkan bisa mengarah pada kematian. Oleh karena diperlukan psikoedukasi untuk membangun awareness terhadap perilaku self harm. Agar materi psikoedukasi bisa tepat guna dan sasaran, maka dipandang perlu adanya preliminary research, untuk memperoleh pondasi data yang akurat. Oleh karena itu kegiatan dibagi menjadi 3 tahap: Pertama adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara dan observasi terhadap 5 partisipan. Tahap kedua adalah studi kasus dari para klien konseling, Tahap ketiga adalah penyusunan materi psikoedukasi. Hasilnya adalah banyak peserta yang berminat mengikuti psikoedukasi secara online, dan materi psikoedukasi yang telah diunggah di YouTube sudah memiliki banyak viewer.
ABSTRACT
The self-harm phenomenon has been increasing every year, especially in adolescence and young adults. Lack of accurate information about self-harm makes many individuals not realize that self-harm can led to a psychological disorder, called Non – Suicidal Self Injury (NSSI). NSSI interferes an individual's social function and eventually worsened an individual’s quality of life. Misjudgments from others for self-harm behavior can cause client or patient lose their opportunity to get professional help and in the worst-case scenario can lead them to death. Therefore, psychoeducation is needed to spread awareness about this phenomenon. Before developing psychoeducation materials, it is important to first have some preliminary research, to gather a valid data base. Therefore, the activities are divided into 3 stages: The first is a qualitative research, in this activity researcher interviewing and observing 5 participants with self-harm behavior. Second researchers did counselling and review cases from clients with the same problems. Third is the preparation of psychoeducation material. As a result, many people were interested in participating self harm psychoeducation webinar, and there are a lot of viewers that watch this activity in YouTube.
References
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edition (DSM-V). Washington: American Psychiatric Publishing.
Burešová, I., Vrbová, M., & Čerňák, M. (2015). Personality Characteristic of Adolescent Self-harmers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 171, 1118–1127. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.274
Kurniawati, R. (2012). Dinamika Psikologis Pelaku Self Injury (Studi Kasus pada Wanita Dewasa Awal). Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi.
Nock, M. K., Prinstein, M. J., & Sterba, S. K. (2010). Revealing the form and function of self-injurious thoughts and behaviors: A real-time ecological assessment study among adolescents and young adults. Psychology of Violence, 1(S), 36–52. https://doi.org/10.1037/2152-0828.1.S.36
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2019). Situasi Kesehatan Jiwa Di Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. https://pusdatin.kemkes.go.id
Tan, Esterina, Damayanti, Amanda. (2021). Hubungan Antara Kesepian Dengan Tindakan Self-Harming Selama Masa Pandemi COVID-19 Pada MAhasiswa. Jurnal Psibernetika Vol.14 (No.2): 121-127. : http://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika DOI:10.30813/psibernetika. v14i2.3104
Copyright (c) 2022 Maharani Ardi Putri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.