CoverAge: Journal of Strategic Communication
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage
<p><strong><img src="/public/site/images/admincoverage/COVER_MARET_2023_CROP_page-0001.jpg"></strong><span style="color: rgba(0, 0, 0, 0.87); font-family: 'Noto Sans', -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen-Sans, Ubuntu, Cantarell, 'Helvetica Neue', sans-serif; font-size: 15.4px; font-style: normal; font-variant-ligatures: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: 400; letter-spacing: normal; orphans: 2; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-stroke-width: 0px; white-space: normal; background-color: #fafafa; text-decoration-thickness: initial; text-decoration-style: initial; text-decoration-color: initial; display: inline !important; float: none;"><strong>CoverAge: Journal of Strategic Communication</strong>, adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila, Jakarta. CoverAge terbit sejak tahun 2011, dua kali dalam setahun, pada bulan Maret dan September. CoverAge memuat artikel-artikel dari hasil penelitian dan kajian pustaka berbasis pengetahuan di bidang komunikasi strategis, jurnalistik multimedia, dan kajian media. Artikel berasal dari penulis yang berafiliasi dengan universitas, badan atau lembaga-lembaga lain yang memiliki aktivitas riset, serta ilmu pengetahuan dalam pengembangan ilmu komunikasi. Naskah yang diterima Redaksi CoverAge: Journal of Strategic Communication akan ditelaah dan diseleksi oleh Mitra Bebestari dan Dewan Redaksi sesuai dengan bidang keahliannya.</span></p>Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasilaen-USCoverAge: Journal of Strategic Communication2087-3352Collaborative Action as Strategy in “Global Climate Strike” Campaign of Greenpeace Indonesia
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage/article/view/7218
<p>Numerous environmental Non-Government Organizations (NGOs) have led climate change campaigns. Many of these campaigns were developed in collaboration with other organizations and institutions concerned with environmental issues. As a globally affiliated environmental NGO in Indonesia, Greenpeace Indonesia actively engages in regular climate change campaigns. This study investigates Greenpeace Indonesia's use of collaborative actions as a strategy in their ‘Global Climate Strike’ campaign. Utilizing the Planning, Organizing, Actuating, and Controlling (POAC) communication strategy concept, the study explores how these collaborative actions are implemented at each stage. A qualitative research approach was employed, with data collected through in-depth interviews. The findings reveal that Greenpeace Indonesia engages in collaborative actions at every stage of POAC, involving other environmental NGOs, civil society groups, Islamic boarding schools, schools, universities, musicians, and artists in developing campaign strategies. The campaign was designed to be informal and enjoyable, featuring music festivals and talk shows, to encourage the participation of many young people.</p>Suluh Gembyeng CiptadiHilman Haikhal Zainubi
Copyright (c) 2024 CoverAge: Journal of Strategic Communication
2024-09-232024-09-2315111110.35814/coverage.v15i1.7218Revisiting Communication in the Digital Age: Unraveling the Confluence of Dating Apps, Advertising Strategies, and Dark Patterns
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage/article/view/7209
<p>This comprehensive literature review delves into the intricate interplay between dating app ecosystems, advertising strategies, and the discrete integration of dark patterns—design elements subtly influencing user behavior. By synthesizing and analyzing existing scholarly works, this review navigates the multifaceted landscape where these elements converge. The article uncovers the strategic integration of advertising within dating app ecosystems, exploring how these platforms leverage advertising to enhance user engagement, influence interactions, and generate revenue. It delves into the ethical nuances of integrating dark patterns into app interfaces, raising questions about the balance between user autonomy and design manipulation. Furthermore, the article examines the intricate realm of user data privacy within dating apps, revealing the methods by which data is collected and harnessed for targeted advertising purposes. This exploration sheds light on the potential privacy vulnerabilities users may face and considers the regulatory frameworks guiding data protection. As a synthesis of current literature, this article offers a platform for researchers, practitioners, and policy makers to engage in a comprehensive discourse about the ethical dimensions encompassing dating app ecosystems, advertising strategies, and dark patterns. By weaving to gether in sights from various perspectives, it contributes to an on going dialogue on responsible technology design that prioritizes user welfare, fosters transparency, and aligns with ethical considerations in an ever-evolving digital landscape.</p>Firya Qurratu'ain AbisonoRisky Apriliani
Copyright (c) 2024 CoverAge: Journal of Strategic Communication
2024-09-232024-09-23151122310.35814/coverage.v15i1.7209Consent, Not Content, as the Central Discourse of Campus Sexual Violence Regulation
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage/article/view/6281
<p>There have been diverse public reactions regarding the Ministerial Regulation on the Prevention and Handling of Sexual Violence in Higher Education. This research aims to map the network coalition of the discourse in news articles published in online media. Five online media outlets were chosen for this study, ofwhich 100 articles were selected. Using the method of Discourse Network Analysis, this study employs a combination of qualitative and quantitative data analysis. This research adopts the Discourse Coalition Framework to analyze the problem by assessing the discourses and network coalitions related to the regulation. The study finds that a discourse coalition formed in favorof the regulation, consisting of universities, government ministries, and human rights organizations. Among the discourses were filling the legal gap related to the prevention and handling of sexual violence in the university, the deterrent effect, and providing a safe learning environment. There was also a discourse that related the regulation to the deliberation of the bill on Sexual Violence Crime, supporting the House of Representatives to pass the bill. On the other side, opposing discourse appeared from religious-based political parties and civil society organizations, particularly related to the consensual aspect of sexual violence. They claimed the regulation contradicted religious values and called for the government to revise it. This study contributes to understanding cross-sectoral discourse development in the context of government regulation and underscores the importance of public policy communication in the early stages of policymaking.</p>Camelia CatharinaIntan PrimadaniSepti Fahmi ChoirisaEllen Meianzi Yasak
Copyright (c) 2024 CoverAge: Journal of Strategic Communication
2024-09-232024-09-23151243410.35814/coverage.v15i1.6281Mobile Apps WhatsApp Sebagai Media Komunikasi dan Informasi: Studi Literatur Sistematik
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage/article/view/6238
<p>Mengikuti tren perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, salah satu inovasi berbentuk <em>mobile apps</em> yaitu WhatsApp muncul dan sudah diadaptasi terus berkembang dan mengalami pembaharuan, baik dari segi fungsi maupun visualnya. Melalui <em>systematic literature review</em> ini, peneliti ingin melihat bagaimana peran teknologi <em>mobile apps</em> seperti WhatsApp dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Peneliti juga ingin mengidentifikasi lebih lanjut terkait penggunaan aplikasi WhatsApp, serta lingkup bidang atau sektor apa saja yang mendominasi pemanfaatan <em>mobile apps</em> WhatsApp. Selain itu, peneliti juga ingin melihat apa saja dampak penggunaan aplikasi WhatsApp pada masyarakat, baik dampak positif maupun negatif. Hasil studi menunjukkan bahwa teknologi WhatsApp digunakan dalam berbagai lingkup kerja, diantaranya bidang pendidikan, sosial, kesehatan, politik, industri, dan hukum. Karena efisiensi WhatsApp, aplikasi tersebut bahkan dapat menjadi alat komunikasi dan sarana informasi yang baik bagi kaum marjinal seperti tuna wisma dan tuna susila. WhatsApp juga menjadi aplikasi yang dapat membantu memberdayakan para perempuan yang berada di daerah dengan budaya patriarki, dengan memberikan kesempatan untuk melakukan usaha secara <em>online</em>, dan memberikan kebebasan untuk mengutarakan pendapat dan melakukan aktivitas politik. Pada masa pandemi, WhatsApp sangat berguna sebagai sarana untuk peningkatan <em>awareness</em> terhadap informasi-informasi kesehatan yang dilakukan oleh berbagai lembaga kesehatan resmi. Dengan berbagai dampak positif yang ada, WhatsApp sebagai media informasi dan komunikasi juga memiliki dampak negatif bagi penggunanya. Salah satu dampak negatif terbesar dari aplikasi WhatsApp adalah tersebarnya misinformasi.</p>Atikah AmaliadantiVictoria Kesha AyunarendraLukita WijayaHanifah Miftahur RahmaIrwansyah
Copyright (c) 2024 CoverAge: Journal of Strategic Communication
2024-09-232024-09-23151355710.35814/coverage.v15i1.6238Keberhasilan Content Creator Ditentukan oleh Kreativitas Konten dan Skill Mengedit Video
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage/article/view/5883
<p>Salah satu fenomena menarik dalam dinamika bermedia sosial adalah warga internet (warganet) yang berlomba-lomba membuat dan mengunggah konten kreatif yang menarik perhatian dan menjadi perbincangan. Fenomena ini memunculkan terminologi baru yaitu pembuat konten (<em>content creator</em>) yang merujuk pada sebuah profesi baru yang tugasnya adalah menyusun dan membuat materi (konten) baik untuk tujuan edukasi, marketing maupun hiburan. Dilihat dari data yang ada, pengguna media sosial di Indonesia didominasi oleh generasi milenial dan generasi Z diantaranya adalah mahasiswa. Mahasiswa sebagai agen perubahan turut memberi warna baru dalam aktivitas masyarakat, yaitu dengan komunikasi digital lewat media sosial. Penelitian ini fokus pada aspek-aspek penting dalam pembuatan konten yang berkualitas dan menarik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konten yang kuat dan menarik biasanya berkisah tentang aktivitas keseharian atau sesuai passion <em>content creator,</em> seperti musik, ulasan kuliner atau memotivasi perihal kekurangan diri (<em>body positivity</em>). Keberhasilan <em>content creator</em> membuat konten kuat dan menarik sangat ditentukan oleh dua hal, yaitu kreativitas topik dan kemampuan melakukan editing. Konten yang kreatif biasanya berkisar tentang keseharian dengan sudut pandang yang unik dan tidak jarang content creator harus berpikir diluar kelaziman (<em>out of the box</em>). Sedangkan faktor lain yaitu pemahaman dan keterampilan menggunakan aplikasi editing diperlukan untuk menyempurnakan hasil produksi foto atau video baik dari sisi warna, suara, hingga efek tertentu yang diharapkan. Kesempatan untuk mendapatkan keuntungan finansial menarik minat mahasiswa untuk menekuni profesi <em>content creator</em> ini sambil menjalani hari-hari rutin berkuliah di kampus.</p>Sigit Pramono HadiDyandra Raversa AlwieYuni Fitria
Copyright (c) 2024 CoverAge: Journal of Strategic Communication
2024-09-232024-09-23151586910.35814/coverage.v15i1.5883Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Memenuhi Kebutuhan Sumber Informasi dan Pembelajaran
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage/article/view/5970
<p>Saat ini, perkembangan teknologi informasi telah mencapai tingkat yang sangat canggih. Teknologi informasi muncul di bermacam-macam bidang kehidupan, salah satunya pada bidang pendidikan. Dalam era digital yang terus berkembang, peran teknologi informasi sangat dominan dalam mengubah dunia pendidikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak positif yang ditimbulkan oleh pemanfaatan teknologi informasi dalam memenuhi kebutuhan sumber informasi dan pembelajaran. Selain itu, Teknologi informasi tidak hanya memperluas akses ke sumber informasi yang relevan dan terkini tetapi juga memungkinkan pembelajaran jarak jauh yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan individu mahasiswa. Artikel ini juga membahas isu-isu yang penting untuk diperhatikan dalam konteks pendidikan. Tujuan dari penelitian ini merupakan untuk mengetahui seberapa besar manfaat dari teknologi yang telah dilakukan para mahasiswa pada proses pencarian informasi maupun pembelajaran. Penelitian ini juga membahas tentang pendapat mahasiswa Ilmu Komunikasi, Univesitas Negeri Jakarta, terhadap pemanfaatan teknologi dalam proses pencarian informasi maupun pembelajaran dengan menggunakan metodologi kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei yang dilakukan dengan pengumpulan data dalam formulir Google (<em>g-form)</em> yang dibagikan. Temuan penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa sangat bergantung pada teknologi informasi, baik dalam bentuk media digital seperti <em>e-book</em> dan <em>platform</em> pembelajaran <em>online</em>, maupun perangkat seperti laptop dan <em>smartphone</em>, untuk mendukung kegiatan belajar dan pencarian informasi.</p>Dini Safitri SafitriNadhifa Najwa AuliaRahmatVadya Wijaya
Copyright (c) 2024 CoverAge: Journal of Strategic Communication
2024-09-232024-09-23151708210.35814/coverage.v15i1.5970Pemanfaatan Marketing Channel sebagai Media Promosi dan Edukasi Produk Bambu Kreatif Studio Dapur
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage/article/view/6523
<p>Bambu merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang memiliki banyak manfaat. Salah satunya dijadikan produk bambu kreatif untuk kebutuhan hidup manusia. <em>Studio Dapur</em>, perusahaan kreatif berbasis desain produk bekerjasama dengan salah satu kelompok pengrajin di Kabupaten Tasikmalaya, memproduksi barang-barang kebutuhan dapur dengan desain modern dan harga berlipat dibandingkan produk bambu tradisional. Tidak mudah memasarkan produk bambu premium dari <em>Studio Dapur</em> sehingga dibutuhkan promosi dalam pemasarannya. Promosi merupakan bagian penting dari pemasaran produk inovasi yang diproduksi <em>Studio Dapur</em>. <em>Studio Dapur</em> memanfaatkan <em>marketing channel</em> atau saluran pemasaran yang tersedia untuk berpromosi dan edukasi tentang proses produksi dan tanaman bambu kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengungkap strategi promosi dan edukasi produk bambu kreatif melalui <em>marketing channel</em> yang tersedia. Kami menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan kajian dokumentasi berupa gambar maupun teks. Hasil penelitian menunjukkan, <em>Studio Dapur</em> menggunakan saluran pemasaran <em>offline</em> berupa pameran, untuk mendapatkan jejaring dari para <em>buyer</em> dalam dan luar negeri, serta saluran pemasaran<em> online</em>, berupa <em>website</em>, media sosial, dan <em>e-commerce</em>. Saluran marketing <em>online</em> berisikan informasi tentang <em>Studio Dapur</em>, produk yang dihasilkan, serta edukasi mengenai bambu dan pemanfaatannya sebagai produk modern kebutuhan rumah tangga berkualitas baik.</p>Santi SusantiRachmaniar
Copyright (c) 2024 CoverAge: Journal of Strategic Communication
2024-09-232024-09-23151839810.35814/coverage.v15i1.6523Perencanaan Konten Media Sosial Instagram @Kampunginggrisbdg dalam Membangun Customer Engagement
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/coverage/article/view/6232
<p>Kampung Inggris Bandung EPLC sebagai lembaga kursus bahasa Inggris di Kota Bandung mampu meraih <em>engagement rate</em> Instagram sebesar 2,13% dan nilai ini lebih tinggi dibandingkan kompetitor sejenis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengapa Kampung Inggris Bandung EPLC melakukan perencanaan konten media sosial Instagram dan mengetahui bagaimana perencanaan konten media sosial Instagram @Kampunginggrisbdg dalam membangun <em>customer engagement</em>. Teori yang digunakan adalah <em>social media and customer engagement</em> (Evans & Mckee, 2010) serta konsep <em>content marketing</em> (Kotler & Hermawan, 2017). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, <em>media monitoring</em> dan studi dokumen. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Kampung Inggris Bandung EPLC melakukan perencanaan konten media sosial Instagram yang terbagi dalam tiga tahapan utama, <em>content research and plan, content execution, </em>dan<em> content evaluation</em>, di mana dari tiap tahapan utama terbagi menjadi delapan tahapan teknis. Penggunaan fungsi <em>context creator</em> menjadi sebuah peran penting dalam memastikan kesesuaian konten dengan konteks yang diinginkan, sehingga meningkatkan relevansi dan efektivitas dalam membangun keterlibatan audiens. Selain itu, lembaga ini menerapkan berbagai strategi untuk menjaga keterlibatan audiens, seperti terus memperbarui konten, menjamin transparansi seluruh kegiatan, menyediakan platform pengembangan seperti komunitas, serta terus memberikan konten yang bernilai.</p>Selfina AnestiAnisa Diniati
Copyright (c) 2024 CoverAge: Journal of Strategic Communication
2024-09-232024-09-231519911410.35814/coverage.v15i1.6232