Gaya Komunikasi Pimpinan PT. Medisa Prima Sejahtera dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan
DOI:
https://doi.org/10.35814/cx7bj881Keywords:
Gaya Komunikasi Pimpinan, Kinerja Karyawan, Motivasi KerjaAbstract
Pemimpin memiliki peran yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan, di mana komunikasi menjadi instrumen utama untuk memotivasi karyawan agar lebih produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya komunikasi yang diterapkan oleh pimpinan PT Medisa Prima Sejahtera dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui teknik wawancara mendalam dan observasi langsung. Informan dalam penelitian ini terdiri dari empat orang pimpinan dari berbagai divisi, yaitu HRBP Manager, Kepala Cabang/Pemimpin, Supervisor Operational, dan Apoteker Penanggung Jawab, untuk mendapatkan perspektif yang komprehensif terkait gaya komunikasi yang digunakan di tingkat manajerial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pimpinan PT Medisa Prima Sejahtera menerapkan empat gaya komunikasi utama, yaitu: (1) The Controlling Style (gaya mengendalikan), yang ditandai dengan pemberian instruksi langsung dan sanksi disiplin sesuai tingkat pelanggaran; (2) The Equalitarian Style (gaya kesetaraan), di mana pimpinan membangun komunikasi dua arah dengan mendorong diskusi dan sikap saling menghormati; (3) The Structuring Style (gaya terstruktur), yang tercermin dari penyampaian informasi secara jelas dan sesuai dengan hierarki organisasi; serta (4) The Relinquishing Style (gaya melepaskan), di mana pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawan dalam mengambil keputusan tertentu. Upaya motivasi karyawan dilakukan melalui kombinasi keempat gaya tersebut, seperti penegakan disiplin, pemberian tugas yang terstruktur, serta pengembangan lingkungan kerja kolaboratif. Temuan ini mengindikasikan bahwa efektivitas komunikasi pemimpin tidak hanya bergantung pada satu gaya dominan, melainkan pada kemampuan menyesuaikan pendekatan dengan situasi dan kebutuhan karyawan. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis dengan merekomendasikan perlunya pelatihan komunikasi bagi manajer untuk mengoptimalkan penerapan multi-gaya tersebut. Selain itu, studi lanjutan dapat menguji dampak masing-masing gaya terhadap produktivitas karyawan secara kuantitatif. Dengan demikian, perusahaan dapat lebih mempertajam strategi komunikasi pimpinan guna mendorong kinerja yang lebih baik di masa depan.