ANALISIS RISIKO PEKERJAAN PRESERVASI JALAN DAN JEMBATAN

Studi Kasus: Proyek Preservasi Ruas Jalan Nasional Kab. Kepulauan Mentawai

  • Tasya Nabilla Program Studi Teknik Sipil Universitas Pancasila
  • Azaria Andreas Program Studi Teknik Sipil Universitas Pancasila
DOI: https://doi.org/10.35814/artesis.v4i2.7860
Abstrak views: 56 | pdf (English) downloads: 27

Abstrak

Untuk dapat mencegah dan mengurangi adanya potensi kecelakaan kerja pada konstruksi perlu dilakukan identifikasi, analisis risiko keselamatan dalam konstruksi sebagai bentuk pertimbangan pada tahap pra-konstruksi. Sistem manajemen keselamatan konstruksi merupakan kondisi yang diadakan bagi pekerja atau perusahaan yang berguna sebagai bentuk pencegahan atas munculnya kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh pekerjaan yang ada pada lingkungan kerja. Keselamatan Kerja merupakan faktor penting dalam melaksanaan proyek konstruksi yang mempengaruhi terjadinya tingkat kecelakaan. Penelitian ini betujuan untuk dapat mengidentifikasi risiko, melakukan penilaian terhadap risiko, melakukan alokasi risiko, dan melakukan perumusan strategi mitigasi risiko pada proyek preservasi jalan dan jembatan. Dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode kualitatif dengan menggunakan kuisioner yang bertujuan untuk dapat menemukan variabel risiko konstruksi pada proyek preservasi jalan dan jembatan, dan metode kuantitatif untuk menganalisis dan melakukan penilaian terhadap risiko. Analisis penelitian akan berfokus pada variabel penyebab terjadinya risiko yang ada proyek preservasi jalan dan jembatan dan menentukan penilain terhadap risiko, serta alokasi dan strategi mitigasi yang sesuai terhadap risiko tersebut. Hasil penelitian dari identifikasi risiko terdapat 29 variabel risiko yang berkaitan dengan pekerjaan preservasi jalan dan jembatan pada ruas jalan nasional, analisis risiko dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap risiko, merangking risiko dari tingkat yang terbesar hingga terkecil. Dimana tingkat variabel risiko terbesar yaitu kurangnya ketersediaan bahan dan tingkat risiko terkecil yaitu kebakaran, melakukan alokasi atau membebankan risiko kepada pihak yang terlibat didalam proyek, dimana owner menanggung 2 varibel risiko, kontraktor menanggung 12 varibel risiko, dan yang ditanggung bersama antara owner dan kontraktor sebanyakan 8 varibel risiko, pada tingkat varibel risiko yang tertinggi yaitu kurangnya ketersediaan bahan, dilakukan strategi mitigasi dengan cara mengidentifikasi bahan yang diperlukan dan jadwal pengadaan yang realistis sejak awal, melakukan pemantauan kondisi pasar untuk bahan tertentu agar dapat mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga atau kelangkaan, mencari alternatif jika terjadi kekurangan bahan.

Diterbitkan
2024-11-30
Bagian
Articles