Pelatihan Kader Peer Counselor untuk Meningkatkan Kebermaknaan Hidup pada Tahanan Remaja Melalui Adaptasi Seni Hikayat Aceh
Abstract
This article discusses the PERKUSI (Pengenalan, Pelatihan, dan Pembinaan Kader Peer Counselor, Ekstrakurikuler Seni Hikayat Aceh, dan Pembekalan Sistem Kepengurusan dalam Organisasi) program or Introduction, Training, and Coaching of Peer Counselor Cadres, Aceh Hikayat Extracurricular, and Organizational Management System Provision, aimed at improving the meaning of life of teenage prisoners at LPKA (Lembaga Pembinaan Khusus Anak / children’s prison) Grade II Banda Aceh. The program involves introducing, training, and coaching peer counselor cadres and Acehnese hikayat extracurricular activities, as well as providing organizational management skills. The program involves 49 teenage prisoners, but only 31 of them filled out pre-test and post-test questionnaires on the meaning of life. The results showed a 93% increase in the meaning of life of teenage prisoners. The program also successfully improved the knowledge and skills of teenage prisoners regarding peer counseling and Acehnese Hhkayat art. The program also successfully formed 10 peer counselor cadres selected based on discussions with partners, knowledges and skills from pre-test and post-test results, observations during activities, and a detention period of more than four months since the peer counselor organization was established. Therefore, the PERKUSI program can be an alternative solution to the problem of meaning of life on teenage prisoners at LPKA Kelas II Banda Aceh.
References
Adista, D. (2015). Dampak penempatan anak di lembaga pemasyarakatan berkaitan dengan tujuan pembinaan dalam sistem pemsyarakatan (Studi di lembaga pemasyarakatan klas I Malang). Student Journal: Jurnal Hukum Universitas Brawijaya
Akhyar, Z., Matnuh, H., & Najibuddin, M (2014). Persepsi masyarakat terhadap mantan narapidana di desa benua jingan kecamatan barabai kabupaten hulu sungai tengah. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan,4(2), 545-557
Arista, D. (2017). Kebermaknaan hidup dan religiusitas pada mantan narapidana kasus pembunuhan (di kabupaten Paser). Psikoborneom 5(3), 366-377
Astiti, S. P. (2019). Efektivitas konseling sebaya (peer counseling) dalam menuntaskan masalah siswa. IJIP : Indonesian Journal of Islamic Psychology, 1(2), 243–263. https://doi.org/10.18326/ijip.v1i2.243-263
Azani, A. (2012). Gambaran psychologycal well-bieng mantan narapidana. EMPATHY. Jurnal Fakultas Psikologi, 1(2).
Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi: Psikologi untuk menemukan makna hidup dan meraih hidup bermakna. PT. Raja Grafindo
Crumbaugh, J.C., & Maholick, L.T. (1964). An experimental study in existentialism: the psychometric approach to Frankls’s concept of noogenic neurosis. Georgia.
Frankl, V. E. (2017). Man’s searching for meaning. (Indonesia Ed.). Noura Books
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2022). Laporan Pelaksanaan SPPA Pusat Tahun 2022. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Laursen, E. (2005). Rather than fixing kids – build positive peer cultures: Reclaiming children and youth. ProQuest Education Journals, 14(3), 137-142
Maslihah, S. (2017). Faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subyektif anak didik lembaga pembinaan khusus anak. Jurnal Psikologi Insight, 1(1). 82-94
Razkia, D., Safitri, A., & Santoso, S. (2021). Menemukan makna hidup dengan forgiveness, Studi pada siswa binaan remaja di lembaga pemasyarakatan anak. Psychopolytan : Jurnal Psikologi, 4(2), 107–114. https://doi.org/10.36341/psi.v4i2.1530
Santrock, J.W. (2004). Life-span development, (13th ed.). McGraw-Hill Companies
Sari, M. (2019). Efektivitas konseling teman sebaya dalam meningkatkan interaksi sosial antar peserta didik pada kelas VII Mts Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung. Raden Intan, 3(2).
Shohib, M., Firmanto, A., Kusuma, W. A., & Martasari, G. I. (2016). Pendampingan kelompok konselor sebaya di Kota Batu. Jurnal Dedikasi, 13, 34–38. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/view/3135%5Cnhttp://ejournal
Steiner, B. & Meade, B. (2016). Assessing the link between exposure to violent prision context and intimate maladjustment. Journal of Contemporary Criminal Justice, 32(4). 328-356. DOI: 10.1177/1043986216660009
Suryarandika, R. (2023, Februari, 28). KPAI mencatat 54 kasus anak berhadapan dengan hukum sepanjang 2022. Republika.co.id. https://news.republika.co.id/berita/rqsjkx330/kpai-catat-54-kasus-anak-berhadapan-dengan-hukum-sepanjang-2022
Tindall, J.A. & Gray, H.D. (1985). Peer counseling: an in depth look at training peer helper (2nd ed.). IN: Accelerated Development
Undang-Undang Peradilan Anak No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. (2012). https://www.bphn.go.id/data/documents/12uu011.pdf
Wafda, Z. H. (2022). Manfaat konseling sebaya PIK-R Pelita dalam mengahdai krisis identitas diri anggota di PC IPPNU Ponorogo. http://etheses.iainponorogo.ac.id/21450/1/E%20Thesees%20Zakiya%20Hannan.pdf
Yuliasari, H. (2020). Pelatihan konselor sebaya untuk meningkatkan self awareness terhadap perilaku beresiko remaja. Jurnal Psikologi Insight, 4(1), 63–72. https://doi.org/10.17509/insight.v4i1.24638