KAJIAN BANGUNAN WISATA DALAM MENDUKUNG CITY BRANDING DI KOTA CIREBON (Studi Kasus: Masjid Sang Cipta Rasa dan Masjid Merah Panjunan)

  • Fatin Adriati Universitas Bakrie
  • Eli Jamilah Mihardja Universitas Bakrie
DOI: https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v4i2.691
Abstract views: 512 | pdf downloads: 572
Keywords: aksesibilitas, city branding, bangunan wisata, fasilitas, kota Cirebon

Abstract

Obyek wisata yang berupa bangunan wisata dapat “dijual” untuk menunjang pembentukan dan sustainability city branding kota Cirebon. Untuk dapat “dijual”, bangunan wisata tersebut harus dalam kondisi yang layak dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung dan analisis komparatif deskriptif terhadap Masjid Sang Cipta Rasa dan Masjid Merah Panjunan sebagai obyek penelitian dalam menentukan kesiapan sarana dan prasarana bangunan wisata. Fasilitas dan aksesibilitas sebagai sarana bangunan wisata berpedoman pada empat asas yaitu: 1) asas keselamatan; 2) asas kemudahan; 3) asas kegunaan; dan 4) asas kemandirian, sedangkan bangunan wisata sebagai prasarana berpedoman pada lima persyaratan yaitu: 1) persyaratan keselamatan; 2) persyaratan kesehatan; 3) persyaratan kenyamanan; 4) persyaratan kemudahan; dan 5) persyaratan efisiensi, seimbang, serasi dan selaras. Terjaganya sustainability sarana dan prasarana bangunan wisata dapat diwujudkan melalui pemeliharaan bangunan yang dikelompokkan menjadi lima aspek antara lain: 1) arsitektural; 2) struktural; 3) mekanikal; 4) elektrikal; dan 5) tata luar ruang dan house keeping. Berdasarkan hasil penelitian, sarana dan prasarana Masjid Sang Cipta Rasa dan Masjid Merah Panjunan belum memadai dan belum optimal, terutama pada aspek keselamatan dan kebersihan. Oleh karena itu, perlu upaya yang lebih sinergis dari semua pemangku kepentingan dalam pemeliharaan kota sehingga bangunan bersejarah sebagai potensi pariwisata dalam menunjang pembentukan city branding dapat dioptimalkan.

References

Adriansyah, R. T. (2014). Estimasi Biaya Pemeliharaan Bangunan Berdasarkan Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung (PERMEN no.24/PRT/M/2008): Studi Kasus Bangunan Masjid Islamic Center Bangkinang. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik dan Sains Vol.1 No.1, 1-16.

Anonim. (2018, Mei 5). Retrieved September 17, 2018, from majalah langitan website: http://majalahlangitan.com/masjid-agung-sang-cipta-rasa-peninggalan-walisongo-di-kota-cirebon/

Dinnie, K. (2011). City Branding: Theory and Cases. London: Palgrave Macmillan.

Gaiba. (2013, Juli 17). Retrieved September 17, 2018, from penjaga gaiba blogspot website: http://penjagagaiba.blogspot.com/2013/07/masjid-merah-panjunan.html

Jannah, B., Arifin, Z., & Kusumawati, A. (2014). Pengaruh City Branding dan City Image terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Banyuwangi. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.17 No.1, 1-7.

Karim, M. Y., Pontoh, N. K., & Putra, B. D. (2014). Potensi Kota Cirebon yang Mendukung Pembentukan City Branding. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK Vol.1 No.1, 154-162.

Kavaratzis, M. (2004). From City Marketing to City Branding: Towards a Theoritical Framework for Developing City Brands. Place Branding Vol.1 No.1.

Kavaratzis, M., & Ashworth. (2006). City Branding: An Effective Assertion of Identity or A Transitory Marketing Trick. Oxford: Blackwell Publishing Ltd.

Nabarentcar. (2014, Agustus 19). city tour cirebon. Retrieved September 17, 2018, from nabarentcar website: http://www.nabarentcar.com/city-tour-cirebon-sejarah-masjid-merah-panjunan/

Nursinggih, H. (2001). Kajian Komponen Penawaran dan Permintaan Wisata sebagai Penunjang Kepariwisataan Budaya Kota Cirebon. Semarang: Tesis - Universitas Diponegoro.

Republik Indonesia. (2002). UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Jakarta.

Republik Indonesia. (2005). PP No.36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.28 Tahun 2002. Jakarta.

Republik Indonesia. (2006). PERMEN PU No.29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan. Jakarta.

Republik Indonesia. (2006). PERMEN PU No.30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Jakarta.

Republik Indonesia. (2008). PERMEN PU No.24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan. Jakarta.

Republik Indonesia. (2016). PERMEN Pariwisata No.14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Jakarta.

Romandhona, D. (2016). Pengelolaan, Partisipasi, Potensi dan City Branding sebagai Upaya Pengembangan Industri Pariwisata di Kota Surabaya. AntroUnairdotNet Vol.V No.3, 518-533.

Sukmaraga, A. A., & Nirwana, A. (2016). City Branding: Sebuah Tinjauan Metodologis dengan Pendekatan Elaboratif, Praktis dan Ilmiah. Journal of Art Design, Art Education and Culture Studies (JADECS) Vol.1 No.1.

Susilo, W. H. (2011). Observasi di Kota Cirebon: Suatu Potensi Pariwisata dengan Meningkatkan Keberadaan Heritage. Jakarta: DIKTI.

Wibawanto, S. (2015). Pendekatan Konseptual Place Marketing dan Place Branding dalam Destination Branding. Jurnal Fokus Bisnis Vol.14 No.2, 42-59.

Widodo, B., & Setiansah, M. (2014). Strategi Pencitraan Kota (City Branding) Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus di Kota Solo, Jawa Tengah dan Kabupaten Badung, Bali). Jurnal Komunikasi Profetik Vol.7 No.2, 33-44.

Published
2019-07-26
How to Cite
Adriati, F., & Mihardja, E. J. (2019). KAJIAN BANGUNAN WISATA DALAM MENDUKUNG CITY BRANDING DI KOTA CIREBON (Studi Kasus: Masjid Sang Cipta Rasa dan Masjid Merah Panjunan) . Jurnal Infrastruktur , 4(2), 73 - 80. https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v4i2.691