ANALISIS PERBANDINGAN MATERIAL AGREGAT TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC)

  • Naela Aesara Universitas Pancasila
  • Imam Hagni Puspito Universitas Pancasila
  • Nuryani Tinumbia Universitas Pancasila
DOI: https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v4i2.696
Abstract views: 1565 | pdf downloads: 1327
Keywords: Perbandingan Material Agregat, Karakteristik Marshall, KAO, Campuran Aspal Beton, Karakteristik Campuran Aspal

Abstract

Setiap agregat memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari satu wilayah dengan wilayah yang lain, bahkan dari satu lokasi dengan lokasi yang lain dalam wilayah yang sama. Kebanyakan konstruksi jalan di Wilayah Jabodetabek menggunakan material agregat yang bersumber dari tiga quarry di Jawa Barat yaitu Gunung Bitung, Gunung Rumpin, dan Gunung Sudamanik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan karakteristik campuran aspal material agregat dari tiga quarry tersebut melalui nilai karakteristik Marshall pada campuran beton aspal dengan menggunakan Spesifikasi Bina Marga Revisi III (2010). Metode eksperimental digunakan untuk mengetahui material agregat mana yang baik untuk konstruksi beton aspal dengan proporsi campuran agregat yaitu Agregat kasar 38%, Agregat Sedang 17% dan Agregat Halus 45% terhadap total campuran aspal yang telah ditentukan oleh Bina Marga (2010). Pengujian pada campuran aspal dengan material dari tiga quarry tersebut didapat kadar aspal optimum (KAO) masing-masing 6,65%, 5,85%, dan 6,65%. Hasil pengujian Marshall didapat nilai parameter karakteristik campuran untuk campuran aspal dengan material dari Gunung Bitung berupa VIM (4,40%), VMA (17,30%), VFB (74,30%), Stabilitas (1180 Kg), Flow (3,63 mm), MQ (218 kg/mm), untuk campuran aspal dengan material dari Gunung Rumpin berupa VIM (4,14%), VMA (16,53%), VFB (74,80%), Stabilitas (1120 Kg), Flow (3,62 mm), MQ (318 kg/mm) dan untuk campuran aspal dengan material dari Gunung Sudamanik berupa VIM (3,84%), VMA (17,23%), VFB (77,20%), Stabilitas (1253 Kg), Flow (3,22 mm), MQ (389 kg/mm). Hasil karakteristik Marshall pada KAO untuk campuran aspal dengan material dari Gunung Bitung, Gunung Rumpin, dan Gunung Sudamanik telah memenuhi spesifikasi, namun material dari quarry Gunung Sudamanik memiliki karakteristik paling baik diantara ketiganya.

References

Anonim. (2017). Job Mixing Formula (JMF) AC-WC Grade C, AMP PT. Prayoga Pertambangan dan Energi, Bogor.

Arthur W, Peter S, Kendrick, Roy A, Malcolm C, . (2003). Teori dan Praktek, Edisi ke-4. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga. (2010). Buku XII Spesifikasi Teknis. Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum.

Hendrik, Arief S, Mashuri. (2014). Karakteristik Campuran Aspal Porus Dengan Agregat Dari Loli dan Taipa : Universitas Jember.

Shell Bitumen. (1990). The Shell Bitumen Hand Book, Shell Bitumen UK, UK.

SNI ASTM C117-2012. Metode Uji Bahan yang Lebih Halus dari Saringan 75 um (No. 200) dalam Agregat Mineral dengan Pencucian. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2012.

SNI ASTM C136-2012. Metode Uji Untuk Analisis Saringan Agregat Halus dan Agregat Kasar. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2012.

SNI 03-6723-2002. Spesifikasi Bahan Pengisi Pengisi Untuk Campuran Beraspal. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2002.

SNI 06-2489-1991. Metode Pengujian Campuran Aspal dengan Alat Marshall. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 1991.

Sukirman, Silvia. (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya: Bandung: Nova.

Sukirman, Silvia. (2003). Beton Aspal Campuran Panas:Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sukirman, Silvia. (2007). Beton Aspal Campuran Panas: Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Published
2019-07-26
How to Cite
Aesara, N., Puspito, I. H., & Tinumbia, N. (2019). ANALISIS PERBANDINGAN MATERIAL AGREGAT TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE WEARING COURSE (AC-WC). Jurnal Infrastruktur , 4(2), 87 - 96. https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v4i2.696