PENGARUH MATERIAL BUTIR HALUS TERHADAP TINGKAT KEPADATAN CAMPURAN MATERIAL RESIDUAL

  • Christy Anandha Putri Universitas Trisakti
DOI: https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v4i2.700
Abstract views: 313 | pdf downloads: 1236
Keywords: Material residual, Butir Halus, Standard Proctor, Material Timbunan

Abstract


Dalam pelaksanaan konstruksi, pemilihan, proses, serta hasil dari pemadatan sangat diperhatikan. Ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi energi serta biaya yang digunakan. Karakteristik kepadatan, kekuatan, kompresibilitas, dan permeabilitas sangat dipengaruhi oleh kandungan butir kasar dan butir halus yang ada didalamnya. Adanya kandungan butir halus dalam material akan menimbulkan keberadaan mineral yang mengakibatkan peningkatan terhadap daya serap air. Sementara butir kasar didalam material akan cenderung memiliki tingkat kepadatan yang lebih tinggi. Penelitian ini mempelajari karakteristik pemadatan dari pengaruh kandungan butir halus dari campuran material residual. Material yang digunakan berasal dari Jawa Barat, yaitu tanah merah dari daerah Lagadar dan pasir dari daerah Padalarang. Penelitian ini menggunakan tujuh variasi presentase butir halus yang berbeda yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 70%, dan 100%. Pengujian pemadatan laboratorium menggunakan Standard Proctor Compaction Test (ASTM D 698-91). Berdasasarkan hasil pengujian kompaksi diperoleh kepadatan maksimum (MDD) dari kandungan material butir halus 10% hingga 100% secara berturut-turut adalah 1.53, 1.49, 1.47, 1.42, 1.39, 1.38, dan 1.36 gr/cm3, sedangkan kadar air optimum yang membentuknya adalah 19%, 20%, 22.5%, 26%, 31%, 32%, dan 34%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan presentase butir halus akan meningkatkan kadar air optimum (OMC) dan menurunkan nilai kepadatan maksimum (MDD). Presentase butir halus 10%, 20%, dan 30% menghasilkan nilai MDD yang cenderung sama, yaitu dengan perbedaan 1.3%. Berdasarkan hasil tersebut maka material dengan kandungan butir halus 10% hingga 30% direkomendasikan sebagai material yang direkomdasikan untuk pekerjaan timbunan.

References

ASTM D 698-91. (1999). Standard Test Methods for Laboratory Compaction Characteristics of Soil Using Standard Effort. Annual Book of ASTM Standard Section 4. Vol.04.08. ASTM International, West Conshohocken, PA, pp.78-85

Budhu, M. (2007). Soil Mechanics and Foundations, John Wiley and Sons, Inc, United States of America.

Chen, Y. (2010). An Experimental Investigation of the Behavior of Compacted Clay/Sand Mixtures. Thesis, University of Delaware.

Das, B, M. (2008). Fundamentals of Geotechnical Engineering, Thomson Learning, part of the Thomson Corporation, United States of America.

Kim, D., Sagong, M., Lee, Y. (2005). Effects of Fine Aggregate Content on the Mechanical Properties of the Compacted Decomposed Granitic Soil, Construction and Building Materials 19, 189-196.

Horpibulsuk, S., Suddeepong, A., Chamket, P., Chinkulkijniwat, A. (2013). Compaction Behavior of Fine-Grained Soils, Lateric Soils, and Crushed Rocks. The Japanese Geotechnical Society, Soils and Fondation 53(1): 166-172.

Prasanna, H.S. (2017). Correlation of Compaction Characteristics of Fine-Grained Soils using Atterberg Limits. International Journal of Engineering Research & Technology, Vol. 6 Issue 06.

Sridharan, A., Nagaraj, H.B. (2005). Plastic Limit and Compaction Characteristic of Fine Grained Soils. Ground Improvement No.1, 17-22.

Wesley, L.D. (2010). Geotechnical Engineering in Residual Soils. John Wiley and Sons, Inc. United States of America.

Published
2019-07-27
How to Cite
Putri, C. A. (2019). PENGARUH MATERIAL BUTIR HALUS TERHADAP TINGKAT KEPADATAN CAMPURAN MATERIAL RESIDUAL . Jurnal Infrastruktur , 4(2), 113 -118. https://doi.org/10.35814/infrastruktur.v4i2.700