Pemanfaatan Gas Buang Motor Diesel Untuk Pengering Tepung Tapioka Menggunakan Shell and Tube Exchanger.

  • Tarto Raharjo Universitas Pancasila
DOI: https://doi.org/10.35814/teknobiz.v9i2.559
Abstract views: 369 | PDF downloads: 357
Keywords: alat penukar kalor, full factorial, number of transfer unit, pengering buatan, shell dan tube, teknik pengeringan.

Abstract

Teknik pengeringan memegang peran yang sangat penting untuk menentukan kualitas dan kontinuitas dalam proses pembuatan tepung tapioka. Secara tradisional proses pengeringan dilakukan oleh para petani dengan memanfatkan panas matahari, namun kendala terjadi ketika musim penghujan datang sedangkan produksi harus tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan.Secara umum yang terjadi saat ini kendala produksi tapioka adalah pada proses pengeringannya, dimana saat ini hanya dilakukan dengan cara tradisional yang sangat membutuhkan lahan yang luas dan sangat bergantung pada cuaca dengan panas matahari yang banyak. Hasil penelitian ini adalah pada kondisi optimum desain dimensi alat penukar kalor dari pengering tapioka shell dan tube dengan metode eksperimen full factorial, terdapat desain dimensi pengering tapioka yang paling optimum, yaitu kondisi desain no 53 dengan jumlah tube 13,02 dan panjang tube 5 m, serta koefisien perpindahan panas global U sebesar 240,51 W/m2.K kondisi desain ini dipilih adalah adanya faktor jumlah tube yang sedikit, dan mempunyai nilai perpindahan panas global U yang besar dan berdasarkan jumlah tube dan panjang tube dari kondisi desain tersebut maka kondisi desain yang paling optimum dengan jumlah tube 13,02 yaitu dengan diameter tube 0.0508 m, panjang tube 5 m, susunan antar tube CL, 45o, jarak antar tube PR 1.5 dan Number of Transfer Unit  NTU sebesar 0,24.

Published
2019-07-13
Section
Articles