Kaji Eksperimen Manik Las Hasil Proses Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) menggunakan Kawat Las ER 5356 untuk Manufaktur Aditif

  • Agus Sentana Agus Universitas Pasundan
  • Dedi Lazuardi Universitas Pasundan
  • Muhammad Jodi Maulidio Universitas Pasundan
  • Muhammad Reza Hermawan Universitas Pasundan
DOI: https://doi.org/10.35814/teknobiz.v13i3.5835
Abstract views: 139 | PDF downloads: 92
Keywords: Filler ER5356, Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG), Wire and Arc Additive Manufacturing (WAAM)

Abstract

Pembuatan produk dengan bahan logam umumnya masih menggunakan proses pengecoran, dimana produk akhir masih memerlukan banyak pengerjaan. Hal ini tentunya membutuhkan tenaga yang lebih besar, biaya produksi yang mahal, dan waktu produksi yang lama. Oleh karena itu diperlukan optimalisasi proses produksi bahan logam meskipun telah banyak penelitian yang salah satunya adalah teknologi manufaktur aditif. Proses pengelasan dapat digunakan dalam pembuatan produk material logam dengan teknologi las busur standar seperti Gas Tungsten Arc Welding (GTAW), Gas Metal Arc Welding (GMAW), dan Plasma Arc Welding (PAW). Dan pembuatan produk seperti itu yang dikenal sebagai Wire Arc Additive Manufacturing (WAAM). Wire Arc Additive Manufacturing (WAAM) memiliki keunggulan efisiensi tinggi dan biaya produksi rendah dalam industri skala besar. Pada penelitian ini dikemukakan eksperimen pada proses pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) berbasis WAAM dengan menggunakan kawat las atau filler ER 5356 dan analisis geometri, bentuk, dan makrostruktur logam las atau manik las (bead) sehingga dapat mengetahui kemampuan dalam menyimpan material (kawat las) lapis demi lapis dengan teknologi aditif manufaktur. Dari penelitian ini diperoleh tinggi manik las (bead) rata-rata mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya arus (current), sedangkan lebar manik las rata-rata mengalami kenaikan seiring dengan arus (current) yang digunakan. Untuk struktur mikro manik las (bead) hasil eksperimen pada setiap layer dan arus 100A, 110A, dan 120A masih terdapat cacat porositas, ini terjadi karena sifat material fedstock nya yang rentan terhadap porositas.

Author Biographies

Dedi Lazuardi, Universitas Pasundan

Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pasundan, Bandung

Muhammad Jodi Maulidio, Universitas Pasundan

Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pasundan, Bandung

Muhammad Reza Hermawan, Universitas Pasundan

Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pasundan, Bandung

Published
2023-11-13
Section
Articles