Perencanaan Program Interpretasi untuk Mendukung Kegiatan Ekowisata di Citamiang Bogor

  • Widya Weullas Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila
  • Meizar Rusli Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila
  • Devi Roza K. Kausar Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila
DOI: https://doi.org/10.35814/tourism.v7i1.782
Abstract views: 2072 | pdf (Bahasa Indonesia) downloads: 2753

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat kepentingan daya tarik ekowisata Citamiang, Jawa Barat, bagi wisatawan dan juga kepercayaan wisatawan terhadap daya tarik tersebut. Sesuai dari hasil analisis Fishbein bahwa atraksi yang sangat dipercaya sebagai daya tarik ekowisata adalah atraksi trek herbal yakni dengan skor 2.04. Trek herbal memiliki point edukasi yang penting untuk wisatawan yang berkunjung ke Citamiang. Sedangkan sikap konsumen terbesar ada di atribut Jalan, yakni sebesar 10,43. Infrastruktur yang ada di Citamiang memang sudah dianggap baik oleh wisatawan. Dari hasil tersebut, dapat dibuat program interpretasi verbal dan non verbal yang sesuai untuk daya tarik ekowisata ini yaitu ‘Meet The Herbs’ sebagai program verbal dan ‘Find More Indonesia’ sebagai program non verbal. Sasarannya adala remaja-dewasa, karena karakteristik wisatawan yang datang ke Citamiang didominasi oleh remaja-dewasa. Program tersebut ditujukan agar wisatawan dapat menikmati dan sekaligus mendapatkan edukasi lingkungan.

References

Ajzen, I. And Fishbein, M. (1965). Understanding Attitudes and Predicting Social ntice.

Alikodra H S. 2012. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan; Pendekatan Ecosophy Bagi Penyelamatan Bumi. Yogyakarta: UGM Press.

Atkinson et al. 2002. Pengantar Psikologi. New York (US): Routledge Pr.

Avenzora R. 2008. Ekoturisme Teori dan Praktek. Banda Aceh: BRR NAD dan Nias.

Bowman K. 2011. Sustainable tourism certification and state capacity: keep it local, simple, and fuzzy. J International Culture, Tour, Hospital. 5: (269:281). Doi: http://dx.doi.org/10.1108/17506181111156961.

Cooper, Chris et al. 2005. Tourism : Principles and Practice, Third Edition. England: Pearson Education Ltd.

Connolly S T C S G. 2011. Make it memorable: customer experiences in winter amusement park. J International Culture, Tour, Hospital. 5:(80- 91). Doi: http://dx.doi.org/10.1108/17506181111111780.

Damanik J, Weber H. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR UGM dan ANDI Yogyakarta.

Eplerwood M. 1999. The Ecotourism Society. Kota Kinabulu: The Righ Approach.

Hermantoro H. 2015. Kepariwisataan, Destsinasi Pariwisata dan Produk Pariwisata. Depok: Aditri Publishing.

Lorant D. 2011. Tourism ecology: towards the responsible, sustainable tourism future. J Worldwide Hospital and Tour Theme. 3:(210- 216). Doi: http://dx.doi.org/10.1108/17554211111142176.

Lucia, Segre. 2016. Intersectoral local development in Italy: the cultural, creative, and tourism industries. J International Culture, Tour, Hospital. Doi: https://doi.org/10.1108/IJCTHR-03-2016-0032.

Martin D, Woodside G.A, Dehuang N. 2006. Etic interprenting of naive subjective personal introspections of tourism behaviour: Analyzing visitors’ stories about experiencing Mumbai, Seoul, Singapore, and Tokyo. J International Culture, Tour, Hospital. 1: (14-44). Doi: www.emeraldinsight.com/1750-6182.htm.

Mason P. 2008. Tourism Impacts, planning and managemant. Burlington USA: Butterwoth- Heinemann publications.

Morissan. 2012. Metode penelitian survei. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group.

Moscardo, G. 2014. Interpretation and tourism: holy grail or emperor’s robes?. J Culture, Tour, Hospital Reseaarch. 8: (462:476). Doi: http://dx.doi.org/10.1108/IJCTHR-08-2014-0071.

Muntasib, EKSH. 2003. Interpretasi Wisata Alam. Laboratorium Rekreasi Alam Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

O’Sullivan T. 2010. More than words? Conversation analysis in arts marketing research. J International Culture, Tour, Hospital. 4: (20- 32). Doi: http://dx.doi.org/10.1108/17506181011024733.

Pitana I Gde, Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi Offset. Yogyakarta.

Sharpe G. 1982. Interpreting the environment. Washington (US): Outdoor Recreating College of Forest Resources University of Washington Seattle.

Singarimbun, Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta. LP3ES.

Simamora.2008. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka.

Spillane J,J. 1987. Ekonomi Pariwisata (Sejarah dan Prospeknya). Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta Bandung.

The Ecotourism Society. 1993. Ekotourisme : Petunjuk untuk perencana dan pengelola. North Bennington: USAID.

Ting D I., Chin Cheng C F. 2016. Developing pro-environmental behaviour: ecotourism fieldtrip and experiences. J Sustain in Higher Education. Doi: https://doi.org/10.1108/IJSHE-03-2016-0052.

Tilden F. 1977. Interpreting Our Heritage. New York (US). The University of North Corolina Press.

Veverka, J A. 1994. Interpertative master planning: for parks, historic sites, forests, zooz, and related tourism sites, for self-guided interpretative service, for interpretive exhibits, for guided program or tours. Falcon Press.

Wahab S. 1976. Tourism Management. Turin: Tourism International Press.

Warpani S P, Warpani I P. 2007. Pariwisata dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Wearing et al. 2009. Enhancing visitor experience through interpretation:anexamination of influencing factors. Australia (AU). Cooperative research centre for sustainable tourism.

Published
2019-06-10
How to Cite
Weullas, W., Rusli, M., & K. Kausar, D. R. (2019). Perencanaan Program Interpretasi untuk Mendukung Kegiatan Ekowisata di Citamiang Bogor. Journal of Tourism Destination and Attraction , 7(1), 11-24. https://doi.org/10.35814/tourism.v7i1.782

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>